Bangkit Bersama Kampung Berseri Astra

by - Desember 11, 2022

Astra terus tumbuh sebagai sebuah korporasi yang terus berupaya memberi kontribusi positif untuk bangsa Indonesia. 

Dalam kaitan itulah, salah satu perwujudan nya adalah dengan meluncurkan Kampung Berseri Astra, dengan pelibatan penduduk dalam pengembangan agar program yang diluncurkan benar-benar menjadi program yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat setempat. 
Kampung Berseri Astra berjumlah 87 titik di 34 Provinsi di seluruh Indonesia. 
Fokus pada pengembangan kawasan dengan mengintegrasi empat pilar pengembangan program meliputi Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan & Kewirausahaan. 
Salah satu yang terpilih pada persyaratan KBA adalah KBA Pinang Sari yang berlokasi di Perumahan Pinang Griya, Tanggerang Provinsi Banten. 
Foto : PT Astra Internasional

Cerita Dari Kampung Hijau

Salah satu rumah di Perumahan Pinang Griya, Tanggerang dibiarkan kosong begitu saja oleh pemilik nya, sehingga rumah itu ditumbuhi semak belukar bahkan pohon kayu keras. 
Perlahan rumah itu pun hancur, lambat laun rumah tak bertuan itu menjadi tempat pembuangan sampah. 
Akhirnya aroma tak sedap kerap kali menerpa lingkungan tersebut.
Setelah KBA Pinang Asri mulai berjalan, rumah kosong itu dijadikan sebagai proyek pilar lingkungan, seperti dijadikan taman atau kebun sayur.

Untuk mendapatkan izin agar area tersebut jadi fasilitas umum, akhirnya para warga meminta ijin kepada pemilik pertama rumah tak bertuan itu bernama pak Bampang (bukan nama sebenarnya) dengan catatan bila pembeli yang dulu membeli darinya datang dengan bukti otentik maka area tersebut harus diberikan kembali pada orang tersebut. 
Berbekal surat dari Pak Bambang, ibu RW akhir nya memberi izin untuk menggarap rumah tak bertuan, kini rumah tak bertuan itu menjadi kebun asri. 
Selain itu ada Taman Mawar dan Taman Gladio, yang awal nya merupakan empang dengan lahan tidur yang cukup luas. 
Empang tersebut dijadikan tempat pemancingan dan lahan darat yang tak terurus menjadi kebun sayur. 
Usia Semai Sayuran Minggu Ketiga
 Foto : Instagram.com/kba.pinang

Cerita Dari Kampung Produktif

Supangkat Surachman adalah seorang karyawan pada waktu itu, mengingat krisis tahun 1998 yang memporak-porandakan sebagian besar tatanan ekonomi Indonesia, beliau juga melakukan usaha sambilan meski tidak dilakukan secara maksimal karena masih berstatus sebagai karyawan.
Hari demi hari di lalui nya sebagai karyawan, tak terasa masa pensiun tiba, namun target mengamankan ekonomi rumah rupanya meleset karena inflasi terus merayap naik. 
Dari situlah mulai terbesit untuk melakukan usaha yang serius agar bisa terus mencukupi keperluan rumah. 
Namun tinggal di komplek Pinang Asri, Ciputat Tanggerang,membuat nya tak leluasa melakukan bisnis karena keterbatasan lahan. 
Dengan keterbatasan tersebut dia mulai mencari bisnis yang dapat di jalankan tanpa perlu menggunakan lahan yang besar.
Diawali dengan bisnis ternak cacing tanah, 
Usaha ini awalnya berjalan baik, namun karena usaha ternak cacing jadi primadona pada saat itu membuat ketersediaan cacing berlimpah otomatis harga menjadi turun dan sulit untuk mendapat pembeli. 
Sehingga bisnis ini pun beliau tinggalkan. 
Ketika berkunjung ke Wates, Kulon Progo, Jawa Tengah, terbesit untuk melakukan bisnis bekicot karena ada permintaan untuk menyuplai bekicot. 
Namun bisnis ini tidak dapat dijalankan karena habitat bekicot tidak mungkin ditemukan di perumahan. 
Ketika trend tanaman gelombang cinta muncul beliau pun ikut bisnis tersebut dengan membeli 4 bibit dengan tiga daun yang baru tumbuh seharga Rp250 ribu pertanaman.
Setelah dipelihara beberapa bulan, pasar sudah tidak mampu lagi menyerap, maklum selain penawaran berlimpah trend tanaman ini pun sudah mulai meredup. 
Kejadian ini sempat mematahkan semangat nya dalam berbisnis, apalagi saat itu anak-anak nya sudah mapan dan mandiri. 
Akhirnya beliau hanya membuat bisnis katering kecil-kecilan. 
Bapak dan Ibu Supangkat Surachman
 Foto : Instagram.com/kba.pinang

Kampung Berseri Astra Pilar Kewirausahaan 
Menjadi Awal Keberhasilan Bisnis 

Suatu hari, Supangkat mendapatkan undangan ke balai rukun warga (RW) yang mana undangan itu datang dari ketua RW yang di fasilitas Astra untuk menjalankan program Kampung Berseri Asra (KBA). 
Saat awal diterima, informasi ini tidak di tanggapi nya dengan serius.
Karena merasa ragu apakah lokasi perumahan cocok untuk implementasi program Kampung Berseri Asra, pasalnya kompleks memang sudah dirancang memiliki tata ruang yang baik, tersedia ruang terbuka, ramah lingkungan, pengelolaan sampah teroganisir, keamanan terjaga dan lainnya. 
Sehingga dia enggan untuk ikut kegiatan KBA yang diinisiasi Astra itu. 
Beberapa minggu kemudian, kegiatan dari KBA mulai terdengar, komunitas penggiat KBA sudah terbentuk diberi nama KBA Pinang Asri. 
Seiring waktu warga yang ikut kegiatan KBA ini semakin banyak, hal inilah yang menarik hati Supangkat untuk ikut kumpul meski belum terlibat aktif dalam kegiatan nya. 
Semakin lama, Supangkat makin menyadari kalau KBA ternyata punya banyak ide kreatif yang bisa diterapkan untuk menjadikan sesuatu yang bernilai plus. 
Karena memang KBA mengemban 4 misi pilar jenis program yang diintegrasikan yakni : Kesehatan, Pendidikan, Lingkungan & Kewirausahaan. 
Sampai suatu hari Supangkat dan beberapa tetangga yang sudah terlibat menjadi penggerak KBA mendapat undangan untuk menghadiri seminar, yang akan digelar di ruang pertemuan di kantor Astra di Sunter. Jakarta Utara, seminar itu akan membahas kewirausahaan. 
Di dalam seminar, yang memaparkan materi adalah orang-orang top yang sukses melakukan bisnis nya, sehingga membuat hasrat nya menjadi pebisnis timbul kembali. 
Kemudian hasil dari seminar itu dia rangkum menjadi sebuah catatan: "Jangan takut gagal, jangan takut mulai lagi, meski dengan modal nol, jalankan dengan telaten (tekun dan sabar)".
Singkat cerita, pilihan bisnis Supangkat jatuh pada budi daya lele, karena terbatas nya lahan Supangkat mengikuti pelatihan budi daya lele sistem Bioflok dengan konsep 9 hemat : Hemat Lahan, Hemat Air, Hemat Pakan, Hemat Waktu Panen, Hemat Infrastruktur, Hemat Peralatan, Hemat Perawatan, Hemat SDM, Hemat Modal. 
Informasi pelatihan budi daya lele tersebut didapat dari Koko Kusumah. 
Lalu penanggung jawab KBA Pinang Asih memberi kesempatan untuk Supangkat menghadiri seminar, di kantor pusat Astra yang lebih fokus pada pemasaran. 
Hasil dari seminar ini dibukukan oleh Supangkat dengan judul "Inovasi Barang Dagangan dan Kreatif Cara Memasarkan". 
Berbekal hal itu, ia berpikir untuk mengembangkan pemasaran yang unik.
Ia pun membuat brand lele organik dengan nama dagang "Clarias", yang diambil dari nama latin ikan lele, Supangkat menjajakan lele nya dalam kondisi beku atau frozen dengan kemasan setengah kilo gram per pak agar harganya terjangkau semua kalangan. 
Keuntungan penjualan dalam bentuk beku adalah bisa menekan sekecil mungkin risiko kerusakan dalam pemasaran, juga siap melayani setiap waktu karena memiliki stok dalam freezer. 
Bahkan sekarang Supangkat menggandeng peternak lele lain nya, meski peternak lele organik masih terbatas sehingga pasokan pun masih belum stabil.
Peluang inilah yang ia coba tawarkan kepada warga komplek, ia berandai-andai bila ada 10% warga dari 1000 rumah yang mau membudi dayakan lele, tidak mustahil pasokan terjaga. 
Asumsi nya 100 rumah yang ada mempunyai dua kolom bioflok, maka satu kali panen akan menghasilkan 70ribu pak. 
Penghasilan bukan juta lagi tapi miliar. 
Supangkat mengakui, jika tidak ada KBA masuk komplek, mungkin beliau belum berani untuk memulai usaha lagi, dia berharap KBA khusus nya di bidang kewirausahaan terus memberi arahan agar apa yang diimpikan menjadi terwujud. 

Kesimpulan

Cerita dari kampung hijau menyadarkan ku kalau untuk memiliki wilayah yang asri dan nyaman bisa dimulai dari yang termudah dulu tentunya dengan bantuan semangat gotong royong dari orang-orang sekitar. 
Lalu mengambil contoh dari semangat belajar dan ketelatenan Bapak Supangkat Surachman untuk memulai bisnis nya.
Membuat aku mengerti kalau usia bukan penghalang cita-cita, usia berapa pun bisa menjadi produktif. 

Semua ini membawa pada kesimpulan bahwa Kampung Berseri Astra membawa dampak perubahan positif seperti wilayah yang lebih bersih, sehat, cerdas, dan produktif sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat. 

#BangkitBersamaUntukIndonesia #KitaSATUIndonesia



You May Also Like

0 Comments