SMP Djuantika Entaskan Anak Putus Sekolah
Di balik gemerlap kota-kota besar, masih banyak anak-anak Indonesia yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan keterbatasan akses pendidikan. Kondisi ini semakin diperparah oleh pandemi Covid-19 yang melanda dunia beberapa tahun lalu. Namun, di tengah segala keterbatasan, semangat untuk memberikan pendidikan bagi anak-anak terus menyala. Salah satu contoh nyata dari semangat ini adalah Sekolah Rakyat Cicalengka di Bandung, Jawa Barat, yang berdiri sejak tahun 2009 di bawah naungan Yayasan Frekuensi Indonesia, sebuah organisasi yang bergerak di bidang pendidikan. Di bawah divisi pendidikan dan pengembangan yang diketuai oleh Agus Akmaludin, sekolah ini memiliki tujuan utama untuk mengurangi angka putus sekolah di Kampung Ranca Belut, Desa Tanjung Wangi, Kecamatan Cicalengka, Jawa Barat.
Agus Akmaludin, sebagai pendiri dan Kepala Sekolah Rakyat Cicalengka, menyatakan bahwa salah satu tujuannya sejak awal adalah merubah cara pandang para orang tua di Desa Tanjung Wangi. Sebagian besar dari mereka beranggapan bahwa anak-anak harus membantu pekerjaan orang tua di kebun atau sawah, sehingga pendidikan seringkali diabaikan. Namun, Agus tidak menyerah. Dengan tekad yang kuat, ia berusaha meyakinkan warga tentang pentingnya pendidikan bagi masa depan anak-anak mereka. Setelah kepercayaan warga berhasil diraihnya, Sekolah Rakyat Cicalengka pun mulai beroperasi, dimulai dengan bimbingan belajar di mushola dan rumah-rumah warga.
Agus menjelaskan bahwa di Tanjung Wangi, tidak ada sekolah tingkat SMP, sementara jumlah Sekolah Dasar (SD) cukup banyak. Karena ketiadaan SMP, banyak anak yang terpaksa putus sekolah, terutama karena jarak ke sekolah terdekat yang jauh dan biaya transportasi yang besar. Melihat kenyataan ini, Agus dan teman-temannya yang sesama mahasiswa memutuskan untuk mendirikan sekolah di daerah tersebut. Alasan utamanya adalah agar anak-anak yang putus sekolah bisa melanjutkan pendidikannya tanpa harus menanggung beban biaya yang besar dan perjalanan yang jauh.
Bermodalkan semangat dan swadaya masyarakat, Agus bersama rekan-rekannya mulai membangun sekolah ini melalui Yayasan Frekuensi Indonesia. Kini, sekolah rakyat yang mereka dirikan telah berkembang dan dikenal dengan nama SMP Djuantika. Nama tersebut diambil dari gabungan nama pahlawan nasional Ir. H. Djuanda dan Dewi Sartika, sebagai simbol semangat juang dalam memajukan pendidikan.
https://www.instagram.com/djuantika_school
Selain mengadopsi kurikulum nasional, Sekolah Rakyat Cicalengka juga memiliki materi tambahan yang membedakannya dari sekolah-sekolah lain. Salah satu program yang pernah dijalankan adalah kegiatan berwirausaha, di mana siswa-siswanya aktif dalam membuat dan menjual produk seperti Coklat Aya Ubian (Cobian) dan Bodogol Gepuk (Bopuk). Meskipun program ini tidak dijalankan secara terus-menerus karena dikhawatirkan dapat mengganggu jam belajar siswa, Agus tetap mencari cara agar siswa dapat belajar keterampilan tambahan tanpa harus mengorbankan waktu belajar mereka.
Sebagai solusinya, Agus menerapkan konsep pembelajaran berbasis proyek atau "project-based learning" yang mewajibkan setiap siswa kelas 9 untuk membuat blog. Dalam proyek ini, siswa dapat menulis cerpen, puisi, atau karya tulis lainnya yang kemudian dipublikasikan di blog mereka sendiri. Dengan cara ini, siswa tidak hanya belajar menulis, tetapi juga mendapatkan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan di era modern ini.
Agus memiliki harapan yang sangat sederhana namun penuh makna. Ia berharap agar anak-anak yang berada dalam usia wajib sekolah tidak perlu putus sekolah hanya karena akses pendidikan yang jauh atau karena kendala ekonomi keluarga. Untuk itu, ia juga berharap pemerintah dapat memberikan perhatian dan bantuan yang lebih kepada sekolah-sekolah rakyat seperti yang ada di Cicalengka ini. Dukungan pemerintah sangat dibutuhkan agar sekolah-sekolah ini dapat terus berjalan dan memberikan kesempatan belajar yang lebih luas bagi anak-anak di daerah terpencil.
Agus Akmaludin, sosok di balik Sekolah Rakyat Cicalengka yang kini telah berkembang menjadi SMP Djuantika, adalah salah satu penerima apresiasi SATU Indonesia Awards, sebuah penghargaan bergengsi dari Astra yang diberikan kepada individu atau kelompok yang berkontribusi luar biasa dalam masyarakat.
Penghargaan ini adalah bagian dari upaya Astra untuk mendorong semangat kepeloporan di kalangan generasi muda yang berfokus pada lima bidang utama: kesehatan, pendidikan, lingkungan, kewirausahaan, dan teknologi.
Tema SATU Indonesia Awards tahun 2024, "Bersama, Berkarya, Berkelanjutan," sangat sesuai dengan perjuangan dan dedikasi Agus dalam mengurangi angka putus sekolah di Desa Tanjung Wangi.
#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia
Ajakan untuk Beraksi
Lomba Foto Astra & Anugerah Pewarta Astra 2024 merupakan salah satu wadah bagi kita untuk turut serta dalam upaya mewujudkan pendidikan yang berkualitas bagi semua. Mari abadikan momen-momen inspiratif di sekitar kita, seperti kisah SMP Djuantika, dan bagikan kepada dunia melalui karya foto dan tulisan kita. Dengan begitu, kita tidak hanya menginspirasi orang lain, tetapi juga turut serta dalam upaya meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pendidikan bagi generasi mendatang.
Setiap dari kita memiliki peran dalam mendukung pendidikan di Indonesia. Berikut ini beberapa tindakan konkret yang dapat dilakukan:
- Ikut serta dalam Lomba Foto Astra & Anugerah Pewarta Astra 2024. Abadikan momen-momen inspiratif tentang pendidikan di sekitar Anda dan ikut serta dalam lomba ini. Melalui foto dan tulisan yang Anda hasilkan, Anda dapat menyuarakan pentingnya pendidikan bagi anak-anak Indonesia.
- Donasi. Sumbangkan dana atau barang-barang yang dibutuhkan oleh sekolah-sekolah yang membutuhkan. Bantuan Anda, sekecil apapun, dapat membuat perbedaan besar bagi anak-anak yang ingin terus bersekolah.
- Menjadi relawan. Dedikasikan waktu Anda untuk mengajar atau membantu kegiatan belajar mengajar di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Dengan menjadi relawan, Anda bisa berbagi pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga bagi masa depan mereka.
- Sebarkan informasi. Beritahu teman, keluarga, dan lingkungan sekitar tentang pentingnya pendidikan dan upaya-upaya yang sedang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Semakin banyak orang yang peduli, semakin besar pula peluang bagi anak-anak ini untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik.
Mari bersama-sama kita wujudkan mimpi anak-anak Indonesia untuk meraih masa depan yang lebih cerah melalui pendidikan yang berkualitas. Jangan biarkan mereka berhenti bermimpi hanya karena keterbatasan. Dengan dukungan kita, mereka bisa menggapai cita-cita dan menjadi generasi penerus bangsa yang cemerlang.
8 Comments
Tingkat pendidikan anak memang tak bisa lepas dari pandangan orangtua tentang pentingnya pendidikan itu sendiri. Semakin penting dan luas pandangan orangtua terhadap pendidikan maka akan semakin tinggi pula pendidikan yang diraih sang anak.
BalasHapuswah keren bangettttt!!! semoga di Indonesia kedepannya ga cuma SMP Djuantika aja yang punya aksi mulia seperti ini, jadi semakin banyak anak-anak yang terbantu dan ga putus sekolah karna pendidikan sangatlah penting buat kehidupan kedepannya.. Good job SMP Djuantika!
BalasHapusKeren ya Agus beserta rekan-rekan yang memberikan kesempatan pendidikan pada semua anak bahkan lansia yang tidak peduli dengan upah yg diberikan
BalasHapusSuka sedih misal baca berita ada anak putus sekolah, apalagi di zaman yang sudah maju seperti sekarang ini. Besyukur ada SMP Djuantika ya kak dimana membantu anak agar tidak putus sekolah
BalasHapusHal yang paling mudah menurutkku dalam membantu anak anak biar tetap bisa merasakan pendidikan adalah menyebar informasi mulai dari lingkungan terdekat bahwa pentingnya anak anak sekolah, kemudian dari lomba juga yang berteman pentingnya pendidikan bagi anak2 di Indonesia.
BalasHapusSenangnya membaca tulisan ini, pastinya dengan adanya pengentasan anak-anak putus sekolah di Sekolah Rakyat Cicalengka ini bakal mengurangi generasi pendidikan yang putus sekolah dan membangun hidup mereka lebih baik. Semoga makin banyak lagi Pak Agus Akmaludin berikutnya untuk membangun generasi anak-anak Indonesia menjadi lebih baik
BalasHapusMasyallah keren banget ish. Aku baru tahu kalau di Cicalengka ada Sekolah Rakyat Cicalengka. Jadi anak-anak gak putus sekolah, bisa lanjutin ke SMP Djuantika.
BalasHapussalut banget dengan pemuda yang punya visi danmisi bagus. Ini baru namanya pemuda yang berguna bagi Bangsa dan negara. Lanjutkan mas
BalasHapus